Sabtu, 07 November 2020

BerYoutubelah sebelum diYoutubekan


YouTube bukan media baru. YouTube ada sejak tahun 2005. Awalnya banyak yang tidak menggunakan media ini, namun seiring sejalan sudah banyak sekali orang yang memanfaatkan media ini untuk sekedar menyimpan video,  promosi lagu, daerah, informasi teknologi, band, Dan sebagainya. 


Menurut gue, YouTube itu bukan media mainstream. Kenapa? Karena YouTube dianggap sebagai ancaman bagi media mainstream sendiri. 


Stasiun swasta Indonesia yaitu RCTI pernah melakukan gugatan terhadap keberadaan YouTube yang dianggap melakukan pelanggan sesuai undang undang. Silahkan Baca disini https://tekno.kompas.com/read/2020/08/28/14045847/duduk-perkara-gugatan-rcti-yang-ancam-kebebasan-siaran-live-di-medsos?amp=1&page=2


Jelas itu menunjukkan bahwa YouTube sebagai ancaman di media sendiri. Sebagai player di YouTube, kita yang buat video, kita yang edit, kita yang upload tanpa ada campur tangan siapapun. Prinsip DIY (Do It Youself). Yang menjadi pertanyaan, batasan apa untuk menjadikan YouTube sebagai media jual beli idealisme? YouTube sebagai media mainstream? Silahkan dikomen dengan nama jelas. (Kalau satriawan atau satriawati)


Lagipula, siapapun bisa punya akun YouTube tanpa membayar alias free. Sama seperti Facebook, Twitter, Pinterest, dll. Gretongan lho!!!!


Tahun 2020, tepatnya bulan Juli, gue mulai bermain di YouTube dan isinya adalah interview teman2 yang punya band agar semua orang yang suka dengan band tersebut dapat tahu awal perjalanan band itu dan juga sesuatu yang berhubungan erat dengan musik. 


Beberapa teman sejalan, menganggap bahwa gue sudah kompromi dengan media mainstream. YouTube menjadi barang yang haram bagi yang berpandangan demikian. Ada juga teman yang suka dengan alasan bahwa ini menjadi suatu jejak digital diplatform media sosial.


Alasan gue menampilkan profile band yang *MAU* diinterview adalah jejak digital tadi dan juga sebagai warning bagi mereka2 yang sudah mempunyai karya. Mengapa? Gue menemui kasus seperti pencomotan karya orang untuk kepentingan pribadi bahkan perusahaan. Kita semua tahu bahwa YouTube bisa menjadi sumber penghasilan. 


Namun, untuk mendapatkan penghasilan dari YouTube tidaklah semudah yang orang bayangkan. Player diwajibkan untuk mempunyai 1000 subscriber dan yang paling sulit adalah mendapatkan 4000 jam views dalam setahun. Belum lagi kebijakan YouTube seperti di link ini https://teknologi.id/insight/youtuber-merapat-begini-syarat-dan-cara-monetisasi-youtube-terbaru


Gue mengisi konten di YouTube mengabaikan beberapa syarat kebijakan dari YouTube... pertanyaan besar dari gue. GUE BISA DAPAT UANG DARI YOUTUBE? Kalian sendiri yang bisa menjawab dan menilai jika kalian sudah menonton channel YouTube gue dibawah ini.


https://www.youtube.com/c/TheEriquedeads


Suara suara sumbang banyak gue dengar, bahkan ada yang jaga jarak. Hahaha gue cuma senyum saja. Selama TIDAK ganggu privacy mereka, tidak ada masalah dong. Yang masalah adalah mengajak orang untuk tidak menyukai apa yang gue lakukan. Tidak apa2 koq, gue paham, itu ajaran orang tua mereka dan sah2 saja sih. Lagipula kalau memang cari uang di YouTube mah ga usah capek2 cari konten. Banyak yang menawarkan paket monetisasi dan simsalabim, dapat deh uang dari YouTube. Untuk biaya monetisasi, browsing sendiri aja ya... 


Awal gue posting, Sudah ada band yang menawarkan uang untuk mereview band mereka. Dengan diplomasi gue tolak. Juga ada yang komplain bahwa gue upload video band band tua, gue hanya jawab hidup di Indonesia itu wajib menghargai yang tua baru yang muda dan kalau memang punya band untuk direview, silahkan saja janjian ketemu. Simple. Semua band akan gue review sepanjang ada waktu, karena gue cuma sendiri kadang dibantu anak. 


Gue hidup di Indonesia, nyinyir dan iri menjadi bagian dari hidup disini. Jadi bagaimana respon kita aja menyikapinya. Banyak yang mengatur hidup seseorang, namun tidak ada yang mengatur sekaligus membiayai hidup kita. Ehh..

Kembali ke kasus pencomotan karya. Gue menemui banyak karya teman2 yang diupload di media sosial, entah itu YouTube, spotify, dan website yang menghasilkan uang namun bukan karya mereka tetapi karya teman2. Gue sudah mengalami.


Beberapa teman2 termasuk gue tidak mengajukan hak cipta karya kami karena pada awalnya memang tidak ke arah situ. Namun ada juga yang mendaftarkan agar resmi dan bisa menghasilkan uang. Silahkan2 saja... bebas.


Nah, situasi itu yang membuat beberapa oknum yang memanfaatkan untuk kepentingan pribadi. Gue hanya memberikan suatu warning kepada yang mempunyai kelakuan seperti itu agar menghubungi yang punya karya untuk berbagi dari apa yang sudah mereka dapatkan selama ini. Biasakan berbagi


Banyak teman2 yang karyanya disalahgunakan dan teman2 hidup susah. Padahal karya mereka sudah menjadi pundi pundi uang dari oknum tersebut. Gue ga tahu beberapa banyak uang yang sudah dihasilkan, tapi setidaknya, mbok ya dikasi juga sebagian uangnya....


TIPS DAN TRIK

Gue mau berbagi tentang YouTube sepanjang gue tahu. Jika mau menjadi youtuber, pelajari aturan dari YouTube. Persiapkan alat2 yang mumpuni seperti camera dslr, lighting, clip on, microphone, dsb untuk mendukung kualitas video. Perlu disadari juga, semua tools tadi tidak berguna jika isi video tidak menampilkan unsur informasi. Jadi buatlah  content yang sedang diminati. Itu kekuatannya. Kedua, jangan menutup diri kepada siapapun. Ketiga, kalau punya uang, bayar aja jasa monetisasi, isi video busuk aja bisa jadi uang. 

Jadi, alasan diatas yang membuat gue upload mengenai musik untuk diketahui elo2 olang. Gue berharap channel eriqdeads bisa menjadi referensi untuk komunitas musik walau kualitas video tidak sesuai dengan expectasi kalian yang tinggi tapi setidaknya bisa didengar dengan headset cebanan dan quota gratis tengah malam. Wassalam.



Share:

4 komentar:

  1. lanjutkan ria, apa yg menurut lu baik, jalani aja walaupun di sekitar mu itu tidak mendukung lu, gw paham bgt lu membuat channel youtube itu sendiri, pertama silaturahmi ke teman2, kedua membuat orang2 yg ada di scene itu sendiri paham mengenai band2 yg pernah lu review, jadi tidak hanya mendengar kata2 orang, jadi pelaku sejarah nya sendiri yg menceritakan history band itu sendiri, pro dan kontra akan selalu ada rik,

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas atensinya brader atau brada... memang tujuan gue itu utk jejak digital Dan warning kepada yg comet karya orang utk kepentingan pribadi atau perusahaan.

    BalasHapus

Khawatir Tuhanku

 Khawatir adalah teman setiaku Dia selalu mengisi hari2ku Tiada rasa khawatir membuatku gundah Jangan pergi dariku Aku berdoa tapi tidak cuk...